Teuku Muttaqin Mansur-
Jamaah Umrah Backpacker
KNPI Aceh dengan Katana Travel Banda Aceh-
CUACA kota Mekkah, Arab Saudi mulai beranjak naik
hingga mencapai kisaran 33 sampai dengan 35 derajat celcius pada penghujung
Februari 2019. Sementara di kota Medinah empat hari sebelumnya, keadaan cuaca
lebih dingin, berkisar antara 12 hingga 15 derajat celcius. Ketika saya dan
jamaah lain berada di Medinah, kami harus keluar shalat di Mesjid Nabawi dengan
memakai jaket tebal, terutama pada malam hari. Jika tidak, maka siap-siapa
dinginnya malam akan menusuk ke sum-sum tulang. Saya juga sering memperhatikan,
petugas kebersihan masjid Nabawi yang berdiri kukuh di sepanjang sudut
pelataran masjid juga memakai jaket tebal, bahkan ada yang melilitkan kain di
leher dan menutup muka mereka untuk menahan sejuknya cuaca kala itu.
Toko-toko pakaian, warung makanan dan souvenir khas
Arab Saudi di buka selama 24 jam. Namun istimewanya, ketika menjelang azan
berkumandang, seluruh toko tutup dengan cara membentangkan kain melintang di
depan pintu toko saja.
Di dekat Mesjidil Haram, cukup banyak tersedia warung
makan. Saya kagum, ketika melintasi warung-warung tersebut melihat hampir
setiap warung itu membagikan makanan ringan, seperti, roti kebab dan satu botol
orange juice kotak kepada jamaah yang melintas. Halal, shadaqah, kata penjual,
sesekali terderngar para penjual memanggil dengan bahasa Indonesii. Indonesia!
mari bapak, mari ibu, halal, shadaqah.
Berburu
belanja
Bersama Tgk Nas, Muthawif Katana Travel |
Di sela-sela beribadah, hampir seluruh jamaah
menyempatkan diri berbelanja, baik di kota Medinah maupun di kota Mekkah, tak
terkecuali jamaah yang berasal dari Aceh. Murah-murah, mari lihat-lihat dulu,
Indonesii (Red: Indonesia) panggil para penjual ‘merayu’ orang Indonesia untuk
masuk dan berbelanja di tokonya. Apabila ada yang berbelanja, maka deal jual
beli dengan kata 'halal' sering terdengar dari penjual. Halal, halal, halal,
ini halal. kata penjual. Kata halal
ternyata menunjukkan kesepakatan bahwa barang yang di beli setuju di jual
dengan deal harga tertentu yang disepakati.
Sering didapati, di kedai-kedai yang menjual kurma,
pembeli diberikan kesempatan mecicipi dari segala merek yang mereka jual secara
gratis. Suatu ketika, ketika saya mendekat tumpukan kurma yang di jual, penjual
mengucapkan 'halal, halal, silakan coba, halal'. Atau terkadang, ada juga
jamaah yang mendekat memulai mengucapkan kata 'halal, halal', yang sejurus
kemudian biasanya langsung mendapat balasan dari penjual dengan kata halal. Ini
berarti, kurma sudah dapat dicicipi dengan gratis sepuasnya.
Boleh
belanja dengan rupiah
Bagi jamaah yang kebetulan kehabisan uang riyal, jangan
kuatir apalagi panik, sebab para penjual di Arab Saudi menerima juga jual beli
dengan alat tukar rupiah. Suatu hari, seorang teman dalam satu rombongan telah
memilih empat potong baju untuk di beli, namun ia kehabisan uang riyal. Seratus
lima puluh (150) riyal, tagih penjual. Riyal tidak ada, jawab teman saya.
Bersama salah seorang penjual baju, di Kota Medinah |
Rupiah boleh, Tanya teman. Rupiah tidak apa-apa, rupiah juga boleh, jawab si penjual
dengan santai. Seluruhnya, 600 ribu rupiah, katanya lagi. Harga itu didapatkan setelah
si penjual mengalikan dengan nilai tukar waktu itu.
Teman saya tidak bergeming,
tidak cukup uang, tidak ada uang 600 ribu rupiah, 500 ribu boleh, kata teman
saya menawarkan. Akhirnya si penjual pasrah, 500 ribu rupiah, halal. Halal, deal, halal, transaksi
jual beli pun terjadi.
Arab Saudi, selain tempat beribadah umat muslim se dunia,
juga menjadi tempat perburuan oleh-oleh untuk di bawa pulang. Dan Alhamdulillah, tidak perlu dikuatirkan,
ketika sudah ada niat memenuhi panggilan Allah maka jalani saja terus.
Penduduk
Arab Saudi terutama di kota Medinah dan kota Mekkah akan menyambut dengan baik
kedatangan tamu-tamu Allah dari Indonesia. Indonesia, disamping penduduk Islam terbesar
didunia, juga tercatat sebagai penunggu
giliran berhaji terlama di dunia, karena faktor keterbatasan tempat menyebabkan
penduduk harus bersabar hingga 10 sampai 15 tahun setelah mendaftar dan
mendapatkan nomor porsi.
Wallahua’lam
0 komentar:
Post a Comment